A. LATAR BELAKANG KERAJAAN BALANIPA
Diujung utara bagian Barat Sulawesi Selatan, atau SULBAR sekarang terletak antara 1 drajat LU dan 3 drajat LS terdapat suatu daerah yang pada zaman Hindia Belanda termasuk Wilayah Pemerintahan Pusat bernama Afdeling Mandar, yang dikepalai oleh Asisten Residen. Afdeling Mandar di bagi atas Empat Onder Afdeling yang terdiri atas : Majene, Mamuju, Polewali dan Mamasa, dimana masing-masing Onder Afdeling dikepalai oleh seorang Controleur.
Sebelum penjajahan Hindia Belanda, daerah ini sudah sejak lama diperintah oleh raja-raja asli Indonesia yang masing-masing merdeka dan berdaulat dalam wilayah kerajaannya. Kerajaan di Daerah Mandar hampir seusia dengan kerajaan lainnya di Indonesia pada umumnya dan Sulawesi Selatan pada khususnya, seperti : Luwu, Gowa, B1. Pendiri Kerajaan Balanipa
Secara teratur ialah “I Manyambungi” sekitar abad ke-XVI, namun diduga (menurut mitos), jauh sebelumnya dalam abad VI masyarakat Mandar sudah diatur oleh Nenek Moyang Imanyambungi (Todilaling), yaitu Tomanurung Tobisse Ditallang dan Tokombong Di Bura.Sebelum penjajahan Hindia Belanda, daerah ini sudah sejak lama diperintah oleh raja-raja asli Indonesia yang masing-masing merdeka dan berdaulat dalam wilayah kerajaannya. Kerajaan di Daerah Mandar hampir seusia dengan kerajaan lainnya di Indonesia pada umumnya dan Sulawesi Selatan pada khususnya, seperti : Luwu, Gowa, B1. Pendiri Kerajaan Balanipa
Secara turun temurun diurus oleh Tobisse Ditallang Ilando Guttu, Usu Sambambang, To’padorang, Tasudidi, Pongkapadang, Tometteenbassi, Daeng Lumale, I Lamber Susu, Tomipani’ Bulu, Tobittoeng, Toketara(Nenek Imanyambungi), Dan Puang Di Gandang (Ayahanda Imanyambungi), sampai pada Imanyambungi sendiri, kesemuanya2. Menurut Terjemahan Lontar Pattodioloan Di Mandar
Lontarak 1 : Drs. M.T. AZIS SYAH
Uru polena Todilaling di Gowa anna’ soremo diaja di Labuang roapong anna’ nade’de mi gong, nairanngimi to Pambusuang, nauwammi: “ta’ta (b.bi) lowe apai tia lain-lain moni lailaing jirris.
Nauamo Todilaling : Innapatunna Mara’dia Lenggo??
Nauwami Tonapo: “Indi dio!” Messummi domai, mendai’mi da’dua siola. Polei dai’ naratumi, matemi.
Uru polena Todilaling di Gowa anna’ soremo diaja di Labuang roapong anna’ nade’de mi gong, nairanngimi to Pambusuang, nauwammi: “ta’ta (b.bi) lowe apai tia lain-lain moni lailaing jirris.
Nauamo Todilaling : Innapatunna Mara’dia Lenggo??
Nauwami Tonapo: “Indi dio!” Messummi domai, mendai’mi da’dua siola. Polei dai’ naratumi, matemi.
Ia tomo umbawa doe disanga: Inaga Ewangan di sanga Itata mappadiammi diaja anna’ tatallu. Mesa mottong di Tanete, da’duadami lambi’, mesa tommuane, mesa tobaine memmoane tama di Alu napibaine Mara’dia Alu apa tommuane iami di pa’uanan: “Tomepayung”
Nabetai pambusuang malaimi dai’ di Napo. Diajai di Napo anna nabundumo Lopo’ nabeta boi Lopo’ apa da’na pe’mannami naung Tande-Tande di Banggae.
Nabetai pambusuang malaimi dai’ di Napo. Diajai di Napo anna nabundumo Lopo’ nabeta boi Lopo’ apa da’na pe’mannami naung Tande-Tande di Banggae.
Apponamo namanna’ napebei tomo dai’ to Pu’awang di Maasar betanamo Lopo’ iatomo umbetai Panyarukang, Iamo Tobatu. naparola nasammitia Todilaling inngganna di dalambuttu. Di polong pau.
Mesa lontara mappau ma’uwa, tipateng di’e uru polena diomi ummonro dilabuang landi anna nabundu’ Pambusuang. berasal dari Ulu Salu.one yang berdaulat penuh.....Sebelum terbentuknya kerajaan balanipa ini negeri-negeri yang ada ialah: Napo, Samasundu, Todang-Todang, Mosso yang masing-masing berdirisendiri. Keempat negeri inilah di diami oleh orang tua I Manyambungi sekeluarga. Dan keempat negeri inilah kemudian di persatukan I Manyambungi sebagai suatu persekutuan adat dengan ibu negerinya Napo.
B. Pengertian Mandar dan Balanipa
1. Pengertian Mandar
Mandar” menurut bahasa “manda” atau mandar, artinya kuat.
Pada umumnya bahasa yang digunakan oleh masyarakat di pegunungan tidak memakai konsona“r”,
misalnya liter disebut lite, meter disebut mete Ma’asar disebut Maasa. Malah masa dulu
orang Napo, Mosso, Todang-Todang menyesuaikan diri dalam bahasa Mandar pantai misalnya
mengatakan: me’oro (duduk), mereka menyebut me’oho. Ro diganti ho artinya. Karambo
disebutnya kahambo artinya jauh (Azis Sah).
Menurut Darwis Hamzah, bahwa Mandar berarti air atau sungai. Pengertian ini sama
pengertian terdahulu, sebab menurut orang-orang Mandar, air atau sungai itu sangat kuat
(manda’)
Sungai pada zaman dulu adalah satu-satu jalan raya dapat dilalui transportasi dengan
memakai rakit yang di buat dari kayu, bambu, batang pisang dan lain-lain. Diikiat jadi
satu kesatuan. Rakit tersebut selain mengangkut manusia juga digunakan untuk mengangkut
barang-barang, Betapapun derasnya (kuatnya) air itu, namun mampu diarungi untuk membawa
manusia dan barang-barangnya mondar-mandir dari muara ke hulu.
Kemudian mereka memanifestasikan jiwa orang Mandar lemah lembut, namun dibalik
kelembutannya terselubung kekuatan (power) yang sulit diukur.
1. Pengertian Mandar
Mandar” menurut bahasa “manda” atau mandar, artinya kuat.
Pada umumnya bahasa yang digunakan oleh masyarakat di pegunungan tidak memakai konsona“r”,
misalnya liter disebut lite, meter disebut mete Ma’asar disebut Maasa. Malah masa dulu
orang Napo, Mosso, Todang-Todang menyesuaikan diri dalam bahasa Mandar pantai misalnya
mengatakan: me’oro (duduk), mereka menyebut me’oho. Ro diganti ho artinya. Karambo
disebutnya kahambo artinya jauh (Azis Sah).
Menurut Darwis Hamzah, bahwa Mandar berarti air atau sungai. Pengertian ini sama
pengertian terdahulu, sebab menurut orang-orang Mandar, air atau sungai itu sangat kuat
(manda’)
Sungai pada zaman dulu adalah satu-satu jalan raya dapat dilalui transportasi dengan
memakai rakit yang di buat dari kayu, bambu, batang pisang dan lain-lain. Diikiat jadi
satu kesatuan. Rakit tersebut selain mengangkut manusia juga digunakan untuk mengangkut
barang-barang, Betapapun derasnya (kuatnya) air itu, namun mampu diarungi untuk membawa
manusia dan barang-barangnya mondar-mandir dari muara ke hulu.
Kemudian mereka memanifestasikan jiwa orang Mandar lemah lembut, namun dibalik
kelembutannya terselubung kekuatan (power) yang sulit diukur.
2. Pengertian Balanipa.
Balanipa terdiri dari dua kata yaitu bala dan nipa. Bala= kandang dan nipa= semacam pohon
enau yang tumbuh di rawa-rawa.
Bala (kandang) nipa (sebuah arena yang sekelilingnya terbuat dari daun nipa) berfungsi
sebagai tempat menyabung manusia yang berselisih. Yang bersangkutan dimasukkan kedalamnya
(laki-laki). Siapa terluka dahulu atau mati itulah yang bersalah. Demikianlah pelaksanan
hukum duel di balanipa. Kalau perempuan yang berselisih maka penyelesaiannya disiapkan
kuali besar yang berisi air/minyak mendidih, kemudian yang bersangkutan diperintahkan
mencelupkan tangannya kedalam kuali tersebut. Barang siapa yang takut mencelupkan
tangannya berarti dia yang dikalah. (dianggap bersalah).
Pelaksanaan hukum tersebut sebelum I Manyambungi menjadi Raja di Balanipa.
Balanipa terdiri dari dua kata yaitu bala dan nipa. Bala= kandang dan nipa= semacam pohon
enau yang tumbuh di rawa-rawa.
Bala (kandang) nipa (sebuah arena yang sekelilingnya terbuat dari daun nipa) berfungsi
sebagai tempat menyabung manusia yang berselisih. Yang bersangkutan dimasukkan kedalamnya
(laki-laki). Siapa terluka dahulu atau mati itulah yang bersalah. Demikianlah pelaksanan
hukum duel di balanipa. Kalau perempuan yang berselisih maka penyelesaiannya disiapkan
kuali besar yang berisi air/minyak mendidih, kemudian yang bersangkutan diperintahkan
mencelupkan tangannya kedalam kuali tersebut. Barang siapa yang takut mencelupkan
tangannya berarti dia yang dikalah. (dianggap bersalah).
Pelaksanaan hukum tersebut sebelum I Manyambungi menjadi Raja di Balanipa.
Setelah Appe Banua Kaiyang (empat negeri besar) yaitu masing-masing:
Napo, Samasundu, Mosso, dan Todang-todang digabungkan menjadi satu persatuan adat oleh I
Manyambungi diberikan nama sesuai dengan tempat memutuskan perkara itu ialah Balanipa.
Balanipa dari waktu ke waktu mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pertumbuhan
penduduk dari waktu ke waktu makin berkembang disusul datangnya berbagai penduduk dari
negeri lain untuk bermukim disana. Hal itu terjadi, setelah diketahui bahwa hukum duel itu
sudah tidak diberlakukan lagi dan diganti dengan hukum adat. Dimana hukum adat itu
bertolak dari:
“oro wali-wali
Tutu wali-wali
Sa’bi wali-wali
Anna timbang wali-wali”
Artinya: “ kedua belah pihak dihadapkan, dan keduanya dimintai keterangan saksi-saksi
kedua belah pihak, kemudian dipertimbangkan semasak-masaknya.”
Prosedur hukum itulah yang dipakai oleh raja-raja Balanipa berikutnya secara turun-
temurun. Ini membuktikan pada kita, bahwa hukum formal telah diterapkan dalam memutuskan
sebuah perkara.
Setelah I Manyambungi mangkat, beliau dianugerahi rakyat dengan gelar “todilaling”
(ada dua versi). Dan digantikan oleh putranya yang bernama “Tomepayung” (ibunya orang
Makassar) sebagai raja ke-2. Raja ini memiliki kecakapan yang luar biasa dalam mengatur
pemerintahan, beliaulah yang menyusun struktur pemerintahan dengan: 10 menteri atau dewan
bangsawan yang dipimpin oleh Mara’dia Matoa sebagai perdana menteri. 10 dewan bangsawan
itu disebut: “ada’ sappulo”, sekaligus merangkap sebagai anggota konstituannte yang
ditetapkan oleh Appe Banua Kaiyang, yang berfungsi memilih, mengangkat dan memberhentikan
raja dan ada’ 10 sokko. ini berarti bahwa pemerintah kerajaan di Mandar sudah melaksanakan
dasar-dasar demokrasi sejak abad ke-16.
Napo, Samasundu, Mosso, dan Todang-todang digabungkan menjadi satu persatuan adat oleh I
Manyambungi diberikan nama sesuai dengan tempat memutuskan perkara itu ialah Balanipa.
Balanipa dari waktu ke waktu mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pertumbuhan
penduduk dari waktu ke waktu makin berkembang disusul datangnya berbagai penduduk dari
negeri lain untuk bermukim disana. Hal itu terjadi, setelah diketahui bahwa hukum duel itu
sudah tidak diberlakukan lagi dan diganti dengan hukum adat. Dimana hukum adat itu
bertolak dari:
“oro wali-wali
Tutu wali-wali
Sa’bi wali-wali
Anna timbang wali-wali”
Artinya: “ kedua belah pihak dihadapkan, dan keduanya dimintai keterangan saksi-saksi
kedua belah pihak, kemudian dipertimbangkan semasak-masaknya.”
Prosedur hukum itulah yang dipakai oleh raja-raja Balanipa berikutnya secara turun-
temurun. Ini membuktikan pada kita, bahwa hukum formal telah diterapkan dalam memutuskan
sebuah perkara.
Setelah I Manyambungi mangkat, beliau dianugerahi rakyat dengan gelar “todilaling”
(ada dua versi). Dan digantikan oleh putranya yang bernama “Tomepayung” (ibunya orang
Makassar) sebagai raja ke-2. Raja ini memiliki kecakapan yang luar biasa dalam mengatur
pemerintahan, beliaulah yang menyusun struktur pemerintahan dengan: 10 menteri atau dewan
bangsawan yang dipimpin oleh Mara’dia Matoa sebagai perdana menteri. 10 dewan bangsawan
itu disebut: “ada’ sappulo”, sekaligus merangkap sebagai anggota konstituannte yang
ditetapkan oleh Appe Banua Kaiyang, yang berfungsi memilih, mengangkat dan memberhentikan
raja dan ada’ 10 sokko. ini berarti bahwa pemerintah kerajaan di Mandar sudah melaksanakan
dasar-dasar demokrasi sejak abad ke-16.
Selain ada’ 10 sokko, ditetapkan pulah seorang Mara’dia Malolo sebagai panglima perang
yang langsung memimpin appe jannangan (empat jenis kesatuan pasukan yang disebut):
1) Annangguru pakkawusu’= pasukan berani mati
2) Annangguru passinapa’= pasukan bersenapan
3) Andongguru pa’burasang= pasukan penyumpit
4) Andongguru joa= pasukan pengawal istana
Unuk melaksanakan pembangunan fisik, ditetapkan pula yang disebut “sakka manarang” untuk
mengurusi bea keluarnya perahu yang mengangkut barang dagangan, diadakan pulah sebuah
lembaga yang disebut “sawannar”=syahbandar. Tomepayung tidak cuma ahli dibidang
pemerintahan dalam negeri, tetapai juga ahli dibidang hubungan luar negeri.
Tomepayung juga yang melaksanakan Mu’tamar Tammajarra (diatas puncak gunung tammajarra),
terletak kurang lebih 5 km sebelah utara timur laut kota Tinambung.
Muktamar tersebut dihadiri oleh:
a. Tomepayung dari kerajaan balanipa
b. Puatta Iku’bur dari Kerajaan Sendana
c. Puatta Ikaranamu’ dari Kerjaan Tappalang
d. Daeng Tomelanto dari Kerajaan Banggae
e. Tomelake Bulawang dari Kerajaan Pamboang
f. Tomejammeng dari Kerajaan Mamuju
yang langsung memimpin appe jannangan (empat jenis kesatuan pasukan yang disebut):
1) Annangguru pakkawusu’= pasukan berani mati
2) Annangguru passinapa’= pasukan bersenapan
3) Andongguru pa’burasang= pasukan penyumpit
4) Andongguru joa= pasukan pengawal istana
Unuk melaksanakan pembangunan fisik, ditetapkan pula yang disebut “sakka manarang” untuk
mengurusi bea keluarnya perahu yang mengangkut barang dagangan, diadakan pulah sebuah
lembaga yang disebut “sawannar”=syahbandar. Tomepayung tidak cuma ahli dibidang
pemerintahan dalam negeri, tetapai juga ahli dibidang hubungan luar negeri.
Tomepayung juga yang melaksanakan Mu’tamar Tammajarra (diatas puncak gunung tammajarra),
terletak kurang lebih 5 km sebelah utara timur laut kota Tinambung.
Muktamar tersebut dihadiri oleh:
a. Tomepayung dari kerajaan balanipa
b. Puatta Iku’bur dari Kerajaan Sendana
c. Puatta Ikaranamu’ dari Kerjaan Tappalang
d. Daeng Tomelanto dari Kerajaan Banggae
e. Tomelake Bulawang dari Kerajaan Pamboang
f. Tomejammeng dari Kerajaan Mamuju
Dalam muktamar inilah disepakati persekutuan kekeluargaan yang beranggotakan 6 (enam) kerajaan.
Kemudian Mara’dia Balanipa menjadikan Binuang penggenap 7 (Pitu) Ba’babinanga atas penyerahan Raja Gowa kepada Balanipa setelah berakhirnya perang Gowa-Bone (muktamar memupuk persatuan dan kesatuan pitu ba’banabinanga).
Pada muktamar itu pula, menetapkan bahwa “naiyya balanipa sambolangi atau amai balanipa (ibarat langit=ayah), sedangkan sendana litai ato indoii (sendana ibarat lita=indooi).
Naiyya banggae ana’ masonga-songanai balanipa (banggae adalah putera pemberaninya balanipa).
Naiyya pamboang anak tobainenai balanipa (pamboang adalah anak puterinya balanipa, sedang yang lain belum diberi fungsi karena masih kecil.
Maksud penamaan tersebut diaas adalah:
Balanipa sebagai ketua
Sendana sebagai wakil
Banggae sebagai sayap kanan
Pamboang sebagai sayap kiri, dan yang lainnya sebagai anggota .
Pada muktamar itu pula, menetapkan bahwa “naiyya balanipa sambolangi atau amai balanipa (ibarat langit=ayah), sedangkan sendana litai ato indoii (sendana ibarat lita=indooi).
Naiyya banggae ana’ masonga-songanai balanipa (banggae adalah putera pemberaninya balanipa).
Naiyya pamboang anak tobainenai balanipa (pamboang adalah anak puterinya balanipa, sedang yang lain belum diberi fungsi karena masih kecil.
Maksud penamaan tersebut diaas adalah:
Balanipa sebagai ketua
Sendana sebagai wakil
Banggae sebagai sayap kanan
Pamboang sebagai sayap kiri, dan yang lainnya sebagai anggota .
Bila ada sesuatu permasalahan yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh anggota, maka banggae dan pamboang yang akan menyelesaikn. Jika belum juga selesai , maka sendana yang akan menyelesaikannya. Kalaupun belum juga selesai, maka putuslah oleh balanipa, karena keputusan tertinggi ditangan balanipa....kerajaan ini sngatlah fenomenal,krna cerita adalah cerita dari mandar...kerajaan ini sungguh kita ingin sekali mengetahui kerajaan balanipa kaayak gi mnah........
MARADIA MALOLO
Syarat pengangkatan Maradia Malolo sama syaratnya dengan Maradia Maoa Balanipa.,dan adpun yang bertugas mejadi panglima..
Syarat pengangkatan Maradia Malolo sama syaratnya dengan Maradia Maoa Balanipa.,dan adpun yang bertugas mejadi panglima..
MARADIA MALOLO
Syarat pengangkatan Maradia Malolo sama syaratnya dengan Maradia Maoa Balanipa. Bertugas sebagai panglima kelasykaran yang bertanggung jawab langsung pada Raja/Maradia Balanipa.
Adapun angkatan perang Kerajaan Balanipa disebut “joa”
Terdiri dari atas 4 (emapat) jenis sbb:
1. Joa’ maoa (pasukan pengawal istana)
2. Joa’ passinapang (pasukan bersenapan)
3. Joa’ pakkabussu (pasukan berani mati)
4. Joa’ pa’burasan (pasukan bersumpit)
Tiap-tiap joa pimpinan annangguru yang dibantu oleh sariang, tomabuweng dan ke’de, kemudian tiap-tiap annangguru bertanggung jawab langsung kepada Mara’dia Malolo.
Syarat pengangkatan Maradia Malolo sama syaratnya dengan Maradia Maoa Balanipa. Bertugas sebagai panglima kelasykaran yang bertanggung jawab langsung pada Raja/Maradia Balanipa.
Adapun angkatan perang Kerajaan Balanipa disebut “joa”
Terdiri dari atas 4 (emapat) jenis sbb:
1. Joa’ maoa (pasukan pengawal istana)
2. Joa’ passinapang (pasukan bersenapan)
3. Joa’ pakkabussu (pasukan berani mati)
4. Joa’ pa’burasan (pasukan bersumpit)
Tiap-tiap joa pimpinan annangguru yang dibantu oleh sariang, tomabuweng dan ke’de, kemudian tiap-tiap annangguru bertanggung jawab langsung kepada Mara’dia Malolo.
Dan ada juga yang membuat kelompok,dan nama kelompok ini bernama.....
KELOMPOK HADAT ATAU SEIPUANG 10 SOKKO
dan inilah latar-latar dari kelompok hadat seipuang 10 sokko..dan apa-apa sajah yang ada di dalamnya'....
1. Pa’bicara kaiyang merupakan hulu balang untuk jurusan barat
2. Pa’bicara kenje merupakan hulu balang untuk jurusan timur
3. Pappuangan limboro merupakan hulu balang jurusan utara
4. Pappuangan biring lembang merupakan hulu baling jurusan selatan
Seperti tersebut dalam lontarak puangnga sidda (ps)cq lontarak napo
Mandar:- annaiya limboro ulubalangi bila-bila pole di buttu
– Biring lembang ulubalangi bila-bila pole disasi
– Pa’bicara kaiyang ulubalangi bila-bila ple di’atambusang
– Smbung bawa ulubalangi bila-bila pole dimata allo
Kemudian selanjutnya hada 10 sokko berkembang pula tugas pokoknya sebagai beriku:
1. Pa’bicara kaiyang tugas pokoknya sebagai kepala urusan pengadilan
2. Pa’bicara kenje sebagai kepala urusan urusan istana (sekretaris kerajaan)
3. Pappuangan limboro kepala urusan pemerintahan dalam negeri
4. Pappuangan biring lembang sebagai urusan luar negeri
5. Pappuangan koyang, lambe, luyo. Lakka, enggelang dan rui sebagai kepala pemerintahan wilayah pada satu banua tertentu atau tugas lain dari maradia/raja
Dalam hal penerimaan tamu-tamu kerajaan sebelum diperhadpkan kepada raja balanipa terlebih dulu harus diterima oleh pappuang limboro, pappuangan biring lembang, pa’bicara kaiyang, pa’bicara kenje dan masing-masing dibantu oleh seorang anggota hadat lainnya sbb:
Tamu dari jurusan utara mis: dari pus dan sekitarnya diterima oleh pappuangan limboro, amu dari jurusan selatan mis: dari teluk mandar dan sekitarnya atau yang melalui lautan, diterima oleh pappuangan biring lembang. Tamu dari jurusan timur mis: kerajaan binuang, batu lappa, sawitto, suppa, malluse tasi, massan rempulu dll, diterima oleh pa’bicara kenje, tamu yang dating dari jurusan barat mis: dari banggae, pamboang, sendana, appalang, mamuju dan seterusnya, diterima oleh pa’bicara kaiyang, sedang pappuangan koyang dipercayakan mengurusi syanbannar.
Pada pelantikan seorang raja balanipa yang baru, maka pa’bicara kenje’lah beserta pengiringnya yang bertugas keluar masuk istana mempersilahkan dan mengiringi raja ketempat pelantikan, sedang pelantikan dilakukan oleh pappuangan limboro sebagai anggota hadat tertua dan yang mewakili appe banua kaiyyang.
Walaupun demikian, menurt tata tertibnya panggadarang, jika para anggota-anggota hadat berjalan atau duduk berjejer, maka urut-urutannya sebagai berikut: pa’bicara kaiyyang, pa’bicara kenje, pappaungan limboro, pappaungan biring lembang dan seterusnya pappuangan koyong, pappuangan lambe, pappuangan lakka, pappuangan rui, pappuangan tenggelan, pappuangan luyo.
Mandar:- annaiya limboro ulubalangi bila-bila pole di buttu
– Biring lembang ulubalangi bila-bila pole disasi
– Pa’bicara kaiyang ulubalangi bila-bila ple di’atambusang
– Smbung bawa ulubalangi bila-bila pole dimata allo
Kemudian selanjutnya hada 10 sokko berkembang pula tugas pokoknya sebagai beriku:
1. Pa’bicara kaiyang tugas pokoknya sebagai kepala urusan pengadilan
2. Pa’bicara kenje sebagai kepala urusan urusan istana (sekretaris kerajaan)
3. Pappuangan limboro kepala urusan pemerintahan dalam negeri
4. Pappuangan biring lembang sebagai urusan luar negeri
5. Pappuangan koyang, lambe, luyo. Lakka, enggelang dan rui sebagai kepala pemerintahan wilayah pada satu banua tertentu atau tugas lain dari maradia/raja
Dalam hal penerimaan tamu-tamu kerajaan sebelum diperhadpkan kepada raja balanipa terlebih dulu harus diterima oleh pappuang limboro, pappuangan biring lembang, pa’bicara kaiyang, pa’bicara kenje dan masing-masing dibantu oleh seorang anggota hadat lainnya sbb:
Tamu dari jurusan utara mis: dari pus dan sekitarnya diterima oleh pappuangan limboro, amu dari jurusan selatan mis: dari teluk mandar dan sekitarnya atau yang melalui lautan, diterima oleh pappuangan biring lembang. Tamu dari jurusan timur mis: kerajaan binuang, batu lappa, sawitto, suppa, malluse tasi, massan rempulu dll, diterima oleh pa’bicara kenje, tamu yang dating dari jurusan barat mis: dari banggae, pamboang, sendana, appalang, mamuju dan seterusnya, diterima oleh pa’bicara kaiyang, sedang pappuangan koyang dipercayakan mengurusi syanbannar.
Pada pelantikan seorang raja balanipa yang baru, maka pa’bicara kenje’lah beserta pengiringnya yang bertugas keluar masuk istana mempersilahkan dan mengiringi raja ketempat pelantikan, sedang pelantikan dilakukan oleh pappuangan limboro sebagai anggota hadat tertua dan yang mewakili appe banua kaiyyang.
Walaupun demikian, menurt tata tertibnya panggadarang, jika para anggota-anggota hadat berjalan atau duduk berjejer, maka urut-urutannya sebagai berikut: pa’bicara kaiyyang, pa’bicara kenje, pappaungan limboro, pappaungan biring lembang dan seterusnya pappuangan koyong, pappuangan lambe, pappuangan lakka, pappuangan rui, pappuangan tenggelan, pappuangan luyo.
Pappuangan-pappuagan
1. Pappuangan koyong:
Pappuangan koyong adalah kepala pemerintahan banua (kira-kira setingkat dengan desa sekarang). Berhubung tenaga-tenaga terletak dimuara sungai mandar dipantai teluk mandar, tempat ini kemudian menjadi tempat domisili maradia balanipa dan berhubung pelabuhan balanipa terletak dalam wilayah pappuangan koyong, maka kadang merangkap sebagai sawannar (syahbandar), dimana sawannar menjadi tugas pappuangan luyo.
1. Pappuangan koyong:
Pappuangan koyong adalah kepala pemerintahan banua (kira-kira setingkat dengan desa sekarang). Berhubung tenaga-tenaga terletak dimuara sungai mandar dipantai teluk mandar, tempat ini kemudian menjadi tempat domisili maradia balanipa dan berhubung pelabuhan balanipa terletak dalam wilayah pappuangan koyong, maka kadang merangkap sebagai sawannar (syahbandar), dimana sawannar menjadi tugas pappuangan luyo.
2. Pappuangan lambe:
Pappuangan lambe adalah salah satu anggota hadat kerajaan balanipa, sekaligus kepala pemerintahan banua lambe yang terletak disebelah timur banua tangnga-tangnga, banua lambe ini juga terletak dipantai teluk mandar.
Pappuangan lambe adalah salah satu anggota hadat kerajaan balanipa, sekaligus kepala pemerintahan banua lambe yang terletak disebelah timur banua tangnga-tangnga, banua lambe ini juga terletak dipantai teluk mandar.
3. Pappuangan lakka:
Pappuangan lakka adalah anggota hadat kerajaan balanipa dan sebagai kepala pemerintahan banua lakka yang meliputi: karama, kota, manjopai, banua lakka ini juga terletak disebelah timur dengan banua lambe, juga berada di pantai teluk mandar, dan mempunyai pelabuhan perahu, sehingga terjadi hubungan yang ramai dengan daerah luar.
Banua-banua ini tidak termasuk wilayah di bawah appe banua kaiyyang, karena dipandang sangat strategis dan didalamnya terdapat banyak bidang/urusan mis: politik, ekonomi, social budaya, kepala pemerintahannya dimasukkan menjadi anggota hadat balanipa. Sekarang ketiga wilayah ini masuk menjadi wilayah pemerintahan kepala karama.
Pappuangan lakka adalah anggota hadat kerajaan balanipa dan sebagai kepala pemerintahan banua lakka yang meliputi: karama, kota, manjopai, banua lakka ini juga terletak disebelah timur dengan banua lambe, juga berada di pantai teluk mandar, dan mempunyai pelabuhan perahu, sehingga terjadi hubungan yang ramai dengan daerah luar.
Banua-banua ini tidak termasuk wilayah di bawah appe banua kaiyyang, karena dipandang sangat strategis dan didalamnya terdapat banyak bidang/urusan mis: politik, ekonomi, social budaya, kepala pemerintahannya dimasukkan menjadi anggota hadat balanipa. Sekarang ketiga wilayah ini masuk menjadi wilayah pemerintahan kepala karama.
4. Pappuangan Rui:
Pappuangan rui adalah juga anggota hadat balanipa yang tidak mempunyai wilayah pemerintahan sendiri, pappuang rui mempunyai tugas khusus sebagai duta/utusan kerajaan balanipa menhubungi kerajaan-kerajaan lainnya. Pertama kali yang diangkat menjadi pappuangan rui adalah seorang pemberani.
Pappuangan rui adalah juga anggota hadat balanipa yang tidak mempunyai wilayah pemerintahan sendiri, pappuang rui mempunyai tugas khusus sebagai duta/utusan kerajaan balanipa menhubungi kerajaan-kerajaan lainnya. Pertama kali yang diangkat menjadi pappuangan rui adalah seorang pemberani.
5. Pappuangan Tenggelan
Pappuangan tenggelan adalah anggota hadat balanipa yang pertama diangkat menjadi pappuangan tenggelan ialah maradia/raja baro-baro yang berjasa besar membantu kerajaan balanipa menyerang dan menghancurkan kerajaan passokoran.
baro-baro terletak disebelah timur appe banua kaiyyang.
Pappuangan tenggelan adalah anggota hadat balanipa yang pertama diangkat menjadi pappuangan tenggelan ialah maradia/raja baro-baro yang berjasa besar membantu kerajaan balanipa menyerang dan menghancurkan kerajaan passokoran.
baro-baro terletak disebelah timur appe banua kaiyyang.
6. Pappuangan Luyo:
Pappuangan Luyo anggota hadat Kerajaan Balanipa, dimana kedua anggota hadat (Puang Luyo dan Puang Tenggelan adalah berasal dari sejumlah raja-raja kecil pada sebelah timur dari wilayah Appe Banua Kaiyyang dan bersekutu dibawa pimpinan raja Balanipa II Tomepayung menhancurkan kerajaan Passokkorang, karena rajanya sangat kejam dan daum terhadap kerajaan-kerajaa lainnya termasuk kepada kerajaan balanipa sendiri. Kerajaan passokkorang adalah satu kerajaan besar pada zamannya yang bekas wilayahnya terletak dalam distrik mapilli kecamatan mapilli sekarang dan kecamatan campalagian.
Ada dua raja yang sangat berjasa dalam menghancurkan kerajaan passokkorang ialah maradia baro-baro dan to pole malombo, dinilai oleh pemerintah kerajaan balanipa, sehingga keduanya diangkat menjadi anggota hadat balanipa, dimana maradia baro-baro di beri gelar pappuang tenggelang dan topole malumbo diberi gelar pappuangan luyo (sesuai lps/lnm:33). Kemudian raja-raja kecil lainnya menjadi sekutu dari Kerajaan Balanipa (bate dan palili).
Dari kelompok hadat mulai dari Pa’bicara Kaiyyang sampai dengan PappuanganLuyo itulah yang disebut ada’ 10 (sappulo sokko) di Balanipa, dimana berlaku sejak dahulu sampai tahun 1906. Kemudian sejak tahun 1906 Pemerintah Belanda meniadakan dan menghapus jabatan Mara’dia Malolo, Pappuang Koyong, Pappuangan Lambe, Pappuangan Lakka, Pappuangan Rui Dan Pappuangan Luyo'.......
Pappuangan Luyo anggota hadat Kerajaan Balanipa, dimana kedua anggota hadat (Puang Luyo dan Puang Tenggelan adalah berasal dari sejumlah raja-raja kecil pada sebelah timur dari wilayah Appe Banua Kaiyyang dan bersekutu dibawa pimpinan raja Balanipa II Tomepayung menhancurkan kerajaan Passokkorang, karena rajanya sangat kejam dan daum terhadap kerajaan-kerajaa lainnya termasuk kepada kerajaan balanipa sendiri. Kerajaan passokkorang adalah satu kerajaan besar pada zamannya yang bekas wilayahnya terletak dalam distrik mapilli kecamatan mapilli sekarang dan kecamatan campalagian.Ada dua raja yang sangat berjasa dalam menghancurkan kerajaan passokkorang ialah maradia baro-baro dan to pole malombo, dinilai oleh pemerintah kerajaan balanipa, sehingga keduanya diangkat menjadi anggota hadat balanipa, dimana maradia baro-baro di beri gelar pappuang tenggelang dan topole malumbo diberi gelar pappuangan luyo (sesuai lps/lnm:33). Kemudian raja-raja kecil lainnya menjadi sekutu dari Kerajaan Balanipa (bate dan palili).
Dari kelompok hadat mulai dari Pa’bicara Kaiyyang sampai dengan PappuanganLuyo itulah yang disebut ada’ 10 (sappulo sokko) di Balanipa, dimana berlaku sejak dahulu sampai tahun 1906. Kemudian sejak tahun 1906 Pemerintah Belanda meniadakan dan menghapus jabatan Mara’dia Malolo, Pappuang Koyong, Pappuangan Lambe, Pappuangan Lakka, Pappuangan Rui Dan Pappuangan Luyo'.......</div>
<div style="background-color: white;
inilah cerita dari pendiri (kerajaan balanipa),maaf jika ada yang tidak lengkap tentang blog blog yang saya ini,,,,namun yang ad di blog yang dia atas benar benar ada...
mohon maaf bilah ada yang kurang,maksh atas kunjungan anda....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar